5 Tujuan Latihan Militer China, dari Picu Kekhawatiran Invasi ke Taiwan hingga Mempermainkan AS

4 hours ago 2

loading...

China ingin menginvasi Taiwan dan mempermainkan AS dengan menggelar latihan perang. Foto/X/@PDChina

TAIPEI - Militer China meluncurkan latihan perang paling ekstensif di sekitar Taiwan pada hari Senin, mengatakan latihan tembak langsung akan mensimulasikan blokade pelabuhan-pelabuhan utama pulau yang berpemerintahan sendiri itu.

Beijing mengklaim Taiwan sebagai wilayah Tiongkok dan telah bersumpah untuk "menyatukannya kembali" dengan daratan Tiongkok dengan kekerasan jika perlu.

5 Tujuan Latihan Militer China, dari Picu Kekhawatiran Invasi ke Taiwan hingga Mempermainkan AS

1. Mangancam Separatis

Latihan militer, yang diberi kode nama "Misi Keadilan 2025," berfungsi sebagai apa yang disebut Beijing sebagai peringatan keras terhadap "pasukan separatis dan campur tangan eksternal" Taiwan, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita Xinhua milik pemerintah.

Taiwan, yang menolak klaim teritorial Beijing, mendesak China "untuk tidak salah menilai situasi dan menjadi pembuat onar di kawasan ini."

Mengutuk langkah China sebagai "tidak rasional," Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan telah mendirikan pusat tanggap darurat dan mengerahkan pasukan yang sesuai untuk menanggapi.

Militer China tidak mengklarifikasi berapa lama latihan terbaru ini akan berlangsung, tetapi mengingat nama latihan tersebut, secara luas diperkirakan akan berlangsung selama dua hari dan berakhir sebelum awal tahun 2026.

Baca Juga: 4 Perempuan yang Mengguncang Politik Global Sepanjang 2025, dari Rama Duwaji hingga Katy Perry

2. Melakukan Blokade Taiwan

Dalam pernyataan resmi, militer China mengatakan bahwa berbagai pasukannya akan melakukan latihan yang mengelilingi Taiwan "dalam jarak dekat dari berbagai arah" untuk menguji kemampuan operasi gabungan mereka.

Shi Yi, juru bicara Komando Teater Timur militer China, juga mengatakan latihan tersebut akan fokus pada pelatihan patroli kesiapan tempur maritim dan udara, menutup pelabuhan dan area utama, dan melakukan pencegahan multidimensi.

"Ini menunjukkan upaya untuk mendapatkan superioritas udara dan maritim dan memutus dukungan militer eksternal," kata Su Tzu-yun, seorang peneliti di Institut Penelitian Pertahanan dan Keamanan Nasional yang didukung militer di Taipei, kepada DW.

Ini menandai putaran ketujuh latihan perang besar-besaran China di sekitar Taiwan sejak 2022, ketika Ketua DPR Amerika Serikat saat itu, Nancy Pelosi, mengunjungi pulau tersebut.

Read Entire Article
Patroli | Crypto | | |