loading...
AS kerahkan pesawat pengebom nuklir B-1B ke Jepang untuk pertama kalinya sejak Perang Vietnam. Foto/US Air Force
TOKYO - Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) telah mengerahkan pesawat pengebom B-1B Lancer berkemampuan nuklir ke Jepang untuk pertama kalinya sejak Perang Vietnam.
Pesawat ini, bagian dari apa yang disebut Angkatan Udara sebagai misi Satuan Tugas Pengebom, tiba di Pangkalan Udara Misawa sejak 15 April 2025.
Pesawat pengebom jarak jauh ini milik Skuadron Bom Ekspedisi (EBS) ke-9 dan berangkat dari Pangkalan Angkatan Udara Dyess di Texas. Langkah ini menandakan peningkatan signifikan dalam operasi pesawat pengebom jarak jauh Amerika Serikat di kawasan Indo-Pasifik.
Sebelum mendarat di Jepang, pesawat B-1B melakukan latihan gabungan dengan pesawat tempur Angkatan Udara Republik Korea (Korea Selatan). Misi ini mencakup penerbangan di atas Semenanjung Korea bagian barat dan Pangkalan Udara Osan.
Letnan Kolonel Christopher Travelstead, Direktur Operasional di EBS ke-9, menyatakan bahwa misi Gugus Tugas Pengebom ini menunjukkan komitmen AS untuk mencegah ancaman dan menjaga stabilitas di kawasan tersebut.
“Misi-misi di Indo-Pasifik ini memastikan awak B-1 kami sangat terlatih dan siap untuk merespons kapan saja, di mana saja, untuk membela kepentingan AS dan mendukung sekutu kami, mengamankan Indo-Pasifik yang stabil, tempat semua negara beroperasi dengan bebas di bawah tatanan berbasis aturan sambil mempromosikan perdamaian dan kemakmuran global,” kata Travelstead, seperti dikutip EurAsian Times, Minggu (20/4/2025).
Ini menandai pertama kalinya pesawat pengebom B-1B ditempatkan di Jepang di bawah konsep Gugus Tugas Pengebom. Penampakan sebelumnya hanya singkat.
Pada Februari 2025, pesawat pengebom B-1 mengisi bahan bakar di Misawa selama misi ke Guam. Metode pengisian bahan bakar ini, yang dikenal sebagai "hot-pitting", melibatkan pengisian bahan bakar dengan mesin menyala, yang mempercepat proses dan menjaga kesiapan pesawat.
Teknik ini membantu meningkatkan laju pesawat untuk menjalankan misi dengan memungkinkan pengisian bahan bakar, persenjataan, dan pergantian awak yang cepat, sehingga pesawat tempur dapat kembali beraksi lebih cepat.