loading...
Terdapat beberapa tipe peninggalan bangunan Kerajaan Singasari dan Majapahit. Selain candi, ada bangunan suci yang masuk kategori purbakala peninggalan Kerajaan Majapahit. Foto: Ist
TERDAPATbeberapa tipe peninggalan bangunan dari Kerajaan Singasari dan Majapahit . Selain candi, ada bangunan suci yang masuk kategori purbakala peninggalan Kerajaan Majapahit, salah satunya difungsikan sebagai tempat pendharmaan atau pemakaman raja.
Bangunan suci yang dijadikan tempat pendharmaan raja disebut dharma haji. Jenis bangunan yang masuk kategori ini ada 27 buah mulai dari Kagenengan, Tumapel, Kidal, Jajaghu, Weda-wedwan, Tudan, Pikatan, Bukul, Jawa-jawa, Antang, dan Antasari.
Kemudian, bangunan berupa Kalangbret, Jaga, Balitar, Cilabrit, Waleri, Babeg, Kukap, Lumbang, Pagor, Antahpura, Segala, Simping, Ranggapura, Buddhi Kuncir, Prajnaparamita puri, serta Bhayalango.
"Dari semua nama bangunan suci itu yang dengan pasti dapat kita kenali kembali hanyalah Tumapel (Singosari), Kidal, Jajaghu (Jago), Jawa-jawa (Jawi), Simping, dan Bhayalango," demikian dikutip dari buku 700 Tahun Majapahit Suatu Bunga Rampai.
Candi Kagenengan dikenal sebagai dharma raja Rajasa atau Ken Angrok, namun tidak dapat kita ketahui tempatnya di mana atau candi yang mana. Demikian pula halnya dengan Antahpura yaitu dharma raja Kertarajasa. Prajnaparamita puri mungkin sekali tempat didharmakannya Rajapatni di Bayanglangu atau Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur.
Dharma Haji biasanya ada lagi bangunan suci yang disebut Prasada Haji. Jumlahnya hanya 4 buah yaitu Sadang, Panggumulan, Kuti Sanggaraha, dan Jayasika. Mengingat prasada adalah bangunan suci yang konstruksinya langsing dan menjulang tinggi seperti menara.
Sedangkan, Prasada Haji adalah candi-candi yang bentuknya ramping seperti misalnya di Candi Jawi. Konon terdapat 27 buah bangunan bertipe dharma haji yang memiliki arsitek Majapahit.
Semasa Raja Hayam Wuruk memerintah Majapahit, sang raja kerap berkeliling melakukan perjalanan untuk mengecek bangunan suci. Hal ini juga diceritakan oleh Mpu Prapanca dalam Kakawin Nagarakretagama.
Saat itu kunjungan ke Candi Penataran yang memiliki kedudukan penting di dalam Kerajaan Majapahit. Pada kunjungannya juga Hayam Wuruk konon pernah memerintahkan merevitalisasi Candi Simping yang prasada atau bagian atasnya runtuh.
(jon)