Hadapi Tarif AS, Indonesia Ingin Negosiasi Konkret dan Menguntungkan

2 days ago 4

loading...

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA - Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan langkah strategis untuk menghadapi kebijakan proteksionis terbaru Amerika Serikat (AS), khususnya terkait lonjakan tarif impor terhadap sejumlah negara, termasuk kawasan ASEAN.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa Indonesia mendorong pendekatan negosiasi yang bersifat konkret dan pragmatis, bukan sekedar perjanjian jangka panjang tanpa hasil nyata.

Dalam keterangan pers usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto pada Selasa (15/4), Airlangga menuturkan bahwa pembahasan intensif telah dilakukan baik secara internal maupun dengan mitra AS.

"Kemarin kita sudah rapat dengan seluruh kementerian, dan tadi saya sudah laporkan ke Bapak Presiden. Tadi malam juga ada pertemuan secara daring dengan pihak AS, termasuk Sekretaris Komers, Pak Luhut, saya, Bu Mari, dan lainnya," ujar Airlangga.

Pertemuan tersebut membahas kerangka kerja dagang yang diharapkan kedua negara, dengan tujuan mencapai kesepakatan yang memberikan hasil spesifik (specific outcome) bagi Indonesia.

"Kita tidak ingin hanya membicarakan framework perjanjian jangka panjang. Kita ingin hasil yang nyata, misalnya dalam bentuk limited FTA atau penguatan kembali TIFA (Trade and Investment Framework Agreement)," tegasnya.

Airlangga menjelaskan, tahap lanjutan negosiasi akan dilakukan langsung di Washington, termasuk pertemuan dengan perwakilan perdagangan AS (USTR), Departemen Keuangan AS, serta sejumlah asosiasi bisnis strategis seperti US-ASEAN Business Council dan USINDO.

Meski belum dapat mengungkapkan rincian angka atau target penurunan tarif, Airlangga memastikan bahwa fokus utama Indonesia adalah menjaga kepentingan nasional.

"Negosiasi ini harus dijalankan sebaik-baiknya untuk kepentingan nasional," tegasnya saat menjawab arahan Presiden Prabowo terkait proses negosiasi tersebut.

Selain isu perdagangan dengan AS, Airlangga juga menyinggung hubungan dagang dengan Rusia. Ia memastikan bahwa tidak ada persoalan tarif signifikan dalam hubungan dagang bilateral Indonesia-Rusia. "Kalau dengan Rusia relatif tidak ada isu tarif. Tarif masing-masing pihak juga tergolong rendah," jelasnya.

(nng)

Read Entire Article
Patroli | Crypto | | |