Hasutan Tumenggung ke Putra Mahkota Mataram Picu Penyerangan ke Keraton Mataram

16 hours ago 3

loading...

Putra mahkota Kerajaan Mataram konon pernah mengadakan serangan pemberontakan ke keraton. Foto/SindoNews

SEMARANG - Putra mahkota Kerajaan Mataram konon pernah mengadakan serangan pemberontakan ke keraton. Serangan ini muncul karena timbul konflik antarputra mahkota dan adik Sultan Agung, yang bertahta di Mataram saat itu.

Gubernur Jenderal Belanda kala itu Van Goens mengisahkan, bagaimana perselisihan itu muncul di keraton. Sang putra mahkota itu nekat melakukan pemberontakan karena hasutan dari Tumenggung Pasisingan dan anaknya, Tumenggung Agrayuda.

Tumenggung Pasisingan dan Tumenggung Agrayuda mengobarkan nafsu Pangeran Alit untuk menjadi raja. Mereka memberi jaminan kepada Pangeran Alit bahwa separuh Mataram berpihak kepadanya. Kesempatan untuk merebut kekuasaan pada saat itu bagus sekali, karena suasana dalam keraton lama masih sepi sekali.

Semuanya sedang sibuk membangun keraton baru. Dikatakan dalam Serat Kandha, yang dikutip SindoNews, Sabtu (19/4/2025) dari buku "Disintegrasi Mataram : di Bawah Mangkurat I", Tumenggung Silingsingan, yang marah karena kecurigaan Raja, mengingatkan adik Raja bahwa Sultan Agung pernah berkata bahwa ia "harus turut menikmati keuntungan-keuntungan dan pendapatan-pendapatan Mataram".

Maka kesempatan itu diminta oleh Tumenggung Silisingan dan koleganya untuk dimanfaatkan oleh Pangeran Alit. Saat itu memang usia sang putra mahkota baru 19 tahun sehingga secara emosional masih belum matang. Pangeran Alit pun langsung menyetujui rencana Tumenggung Pasisingan dan koleganya.

Pangeran Alit langsung memerintahkan mengadakan serangan terhadap Alun-alun selatan keraton. Sebenarnya sebelum melakukan serangan, Pangeran Alit masih menunggu menantikan embannya, Tumenggung Danupaya, tetapi Tumenggung Pasisingan tidak mau menunda. Lurah-lurahnya menyokongnya sehingga Pangeran Alit memberikan persetujuannya pula.

Tumenggung Pasisingan menentukan bahwa serangan akan dilakukan malam hari berikut, sewaktu para pekerja paksa sedang kembali pulang. Pada saat itu Tumenggung Agrayuda, setelah menerima aba-aba dari ayahnya, bersama orang-orang yang bersenjata harus mulai menyerang dari alun-alun selatan. Tetapi Pangeran Purbaya cepat mengetahui rencana ini dan memberitahukan kepada Raja.

(cip)

Read Entire Article
Patroli | Crypto | | |