Hati-hati, Ternyata Utang Bisa Menghapus Kebaikan!

6 hours ago 2

loading...

Islam memandang utang bisa menjadi pemberat dan penghapus kebaikan kita kelak dihisab di akhirat. Karenanya, Islam melarang umatnya tidak meninggalkan utang ketika ajal sudah menjemputnya. Foto ilustrasi/ist

Islam memandang utang bisa menjadi pemberat dan penghapus kebaikan kita kelak dihisab di akhirat. Karenanya, Islam melarang umatnya tidak meninggalkan utang ketika ajal sudah menjemputnya.

Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Barangsiapa yang rohnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal, yakni sombong, ghulul (khianat), dan utang , maka dia akan masuk surga”. (HR. Ibnu Majah).

Dalam hadis lain disebutkan :

Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki utang satu dinar atau satu dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah).

Itulah keadaan orang yang mati dalam keadaan masih membawa utang dan belum juga dilunasi, maka untuk membayarnya akan diambil dari pahala kebaikan nya. Itulah yang terjadi ketika hari kiamat karena di sana tidak ada lagi dinar dan dirham untuk melunasi utang tersebut.

Dari Abu Hurairah, juga disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan utangnya hingga dia melunasinya.” (HR. Tirmidzi).

Ada juga hadis dari Shuhaib Al Khoir, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Siapa saja yang berutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah).

Al Munawi dalam kitab, Faitul Qodir mengatakan, “Orang yang sengaja tidak mau membayar utang akan dikumpulkan bersama golongan pencuri dan akan diberi balasan sebagaimana mereka.”

Read Entire Article
Patroli | Crypto | | |