Jakarta Masuk Puncak Daftar Kota Dunia yang Akan Hadapi Banjir Dahsyat

7 hours ago 2

loading...

Sebuah riset asing memperingatkan Jakarta masuk dalam puncak daftar kota dunia yang akan menghadapi serangan banjir dahsyat. Foto/SINDO News/Arif Julianto

JAKARTA - Sebuah riset yang ditugaskan oleh badan amal WaterAid memperingatkan bahwa Jakarta masuk dalam puncak daftar kota dunia yang akan menghadapi serangan banjir dahsyat, juga kekeringan setelahnya.

Asia Selatan dan Asia Tenggara menghadapi tren basah terkuat, sementara Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara menjadi semakin kering, menurut para peneliti dalam sebuah studi data cuaca selama 42 tahun yang diambil dari lebih dari 100 kota terpadat di dunia.

"Akan ada pemenang dan pecundang yang terkait dengan perubahan iklim," kata Michael Singer dari Water Research Institute di Universitas Cardiff, salah satu penulis riset tersebut.

"Itu sudah terjadi," katanya lagi, seperti dikutip Reuters, Kamis (13/3/2025).

Baca Juga

Biden Peringatkan Jakarta Terancam Tenggelam dalam 10 Tahun Mendatang

Kota Hangzhou di China bagian timur dan Jakarta di Indonesia berada di puncak daftar kota yang akan menderita "gejolak iklim", atau serangkaian banjir dahsyat dan kekeringan yang berkepanjangan, menurut penelitian tersebut.

Sebanyak 15 persen kota yang disurvei juga menghadapi yang terburuk dari kedua dunia, dengan risiko banjir dan kekeringan ekstrem meningkat pada saat yang sama, di antaranya kota Dallas di Texas, pusat komersial China di Shanghai dan Baghdad, ibu kota Irak.

"Anda tidak bisa berasumsi bahwa setiap tempat dapat memiliki respons yang sama terhadap pemanasan atmosfer," imbuh Singer.
"Tidak peduli siapa Anda, apakah Anda kaya atau miskin atau Anda memiliki infrastruktur yang bagus atau tidak," ujarnya.

Kota pesisir China di Hangzhou mencatat rekor dengan lebih dari 60 hari suhu tinggi ekstrem tahun lalu, dan juga dilanda banjir parah yang memaksa puluhan ribu orang mengungsi.

Seperlima kota mengalami perubahan ekstrem dalam iklim, dengan ibu kota Sri Lanka, Kolombo, dan pusat keuangan India; Mumbai, "berubah" menjadi jauh lebih basah, sementara ibu kota Mesir, Kairo, dan Hong Kong, terus menjadi lebih kering.

Singer memperingatkan banyak kota yang membangun infrastruktur untuk memaksimalkan pasokan air yang langka atau mengurangi kerusakan akibat banjir kini menghadapi keadaan yang sama sekali berbeda, dan perlu berinvestasi untuk beradaptasi.

Beberapa kota yang mengalami perubahan yang menguntungkan termasuk ibu kota Jepang; Tokyo, London, dan Guangzhou di selatan China, yang memiliki bulan basah dan kering yang jauh lebih sedikit selama periode 2002 hingga 2023 dibandingkan dua dekade sebelumnya.

(mas)

Read Entire Article
Patroli | Crypto | | |