Peluncuran Bank Emas BSI, Terobosan Positif untuk Ekonomi Indonesia

2 weeks ago 11

loading...

Dengan adanya bank emas, BSI memiliki peluang untuk memobilisasi emas-emas yang ada di masyarakat, sehingga dapat memberi nilai tambah lebih besar. Foto/Dok

JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan sejarah baru dengan meluncurkan layanan bisnis emas yang dikenal dengan branding BSI Bank Emas. Layanan ini diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto, Rabu (26/2/205) di Jakarta. Dengan ini, BSI menjadi bank pertama yang menjalankan bisnis bulion bank ( bank emas ) di Indonesia.

Pada acara peresmian, Presiden Prabowo Subianto menegaskan, bahwa peluncuran layanan ini merupakan langkah besar dalam memanfaatkan potensi cadangan emas Indonesia yang mencapai 2.600 ton. Emas kini berpotensi menjadi instrumen investasi yang lebih berkembang melalui intermediasi bank.

Baca Juga

Bank Emas Pertama di Indonesia Resmi Meluncur, Ini 2 Fungsinya

Ekonom dari Bina Nusantara University (Binus), Moch. Doddy Ariefianto menyatakan, bahwa dengan cadangan emas yang melimpah, Indonesia berpotensi mengoptimalkan ekosistem emas melalui bank emas ini. Menurutnya, meski transaksi emas sudah meluas, namun peran intermediasi emas secara wholesale masih sangat terbatas, dan BSI bisa memainkan peran besar di sektor ini.

"Emas sering disimpan sebagai instrumen lindung nilai, terutama dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti. Dengan adanya bank emas, BSI memiliki peluang untuk memobilisasi emas-emas yang ada di masyarakat, sehingga dapat memberi nilai tambah lebih besar," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (28/2/2025).

Dalam peresmian tersebut, Direktur Utama BSI Hery Gunardi menjelaskan, bahwa peluncuran bisnis bulion bank ini akan mempercepat pertumbuhan BSI. BSI memperkenalkan tiga produk utama, yaitu BSI Gold, BSI Emas Digital, dan BSI ATM Emas, yang pertama di Indonesia.

Hery menambahkan, BSI berharap layanan bank emas ini tidak hanya mengakselerasi pertumbuhan perusahaan tetapi juga menciptakan potensi pasar besar yang diperkirakan mencapai Rp280 triliun. Produk-produk ini dirancang untuk mempermudah akses masyarakat, baik bagi pemula maupun yang berpengalaman dalam berinvestasi emas.

Sementara itu, Direktur Hubungan Investor PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA), Thendra Chrisnanda menjelaskan, bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam bisnis emas, mengingat negara ini adalah produsen emas terbesar ketujuh di dunia. Namun Indonesia masih berada di rantai nilai bawah, dengan ekspor emas dore sekitar USD5 miliar dan impor emas batangan sekitar USD2 miliar per tahun.

Dengan adanya bank emas, Indonesia dapat mengoptimalkan potensi tersebut dan berperan besar dalam ekosistem bisnis emas global, terutama jika bank emas dapat memperkuat sektor keuangan dan perekonomian. Studi internal HRTA menunjukkan bahwa nilai rantai bisnis emas, dari hulu ke hilir, bisa mencapai Rp482,6 triliun per tahun.

Kehadiran bank emas diprediksi akan meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar Rp245 triliun, investasi sebesar Rp47,4 triliun, dan peredaran uang sekitar Rp156 triliun. Hal ini sejalan dengan prediksi bahwa bank emas akan memainkan peran penting dalam meningkatkan investasi emas, baik di kalangan masyarakat maupun institusi.

Read Entire Article
Patroli | Crypto | | |