Putin Memenangkan Konsesi Ukraina di Alaska, tapi...

10 hours ago 6

loading...

Pertemuan tiga jam dengan Presiden AS Donald Trump di Alaska dianggap sebagai kemenangan diplomasi Presiden Rusia Vladimir Putin terkait perang Ukraina. Foto/X @centralnewsza

MOSKOW - Moskow telah menggambarkan pertemuan 3 jam dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Alaska sebagai kemenangan diplomasi Presiden Rusia Vladimir Putin.

Putin berhasil meyakinkan Trump bahwa gencatan senjata Ukraina bukanlah jalan keluar. Pemimpin Kremlin itu juga berhasil mencegah sanksi AS, dan secara spektakuler menggagalkan upaya Barat selama bertahun-tahun untuk mengisolasi dirinya.

Di luar Rusia, Putin juga secara luas dipuji sebagai pemenang KTT Alaska. Sedangkan di dalam negeri, media pemerintah Rusia menggambarkan Trump sebagai negarawan yang bijaksana, meskipun para kritikus di Barat menuduhnya tidak kompeten.

Media pemerintah Rusia banyak menyoroti fakta bahwa Putin diberi kesempatan terbang dengan pengawalan militer AS, bahwa Trump menunggunya di karpet merah, dan kemudian membiarkan presiden Rusia itu ikut bersamanya di belakang "Big Beast", limusin kepresidenan AS.

Baca Juga: Langka, Jet Tempur Siluman F-35 dan F-22 AS Mengawal Putin Pulang

"Media Barat berada dalam kondisi yang bisa digambarkan sebagai kegilaan yang hampir gila total," kata Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (17/8/2025).

"Selama tiga tahun, mereka membicarakan isolasi Rusia, dan hari ini mereka menyaksikan karpet merah digelar untuk menyambut presiden Rusia di Amerika Serikat," ujarnya.

Namun, kemenangan terbesar Putin dalam pertemuan puncak berkaitan dengan perang di Ukraina, di mana dia tampaknya telah meyakinkan Trump, setidaknya sebagian, untuk menerima visi Rusia tentang bagaimana sebuah kesepakatan seharusnya dilakukan.

Trump datang ke pertemuan tersebut dengan mengatakan bahwa dia menginginkan gencatan senjata yang cepat dan mengancam Putin dan pembeli minyak mentah terbesar Rusia—China—dengan sanksi.

Setelah itu, Trump mengatakan dia setuju dengan Putin bahwa para negosiator harus langsung menuju penyelesaian damai dan bukan melalui gencatan senjata seperti yang dituntut Ukraina dan sekutu Eropanya—sebelumnya dengan dukungan AS.

"Posisi presiden AS telah berubah setelah pembicaraan dengan Putin, dan sekarang diskusi akan berfokus bukan pada gencatan senjata, tetapi pada akhir perang. Dan tatanan dunia baru. Seperti yang diinginkan Moskow," ujar Olga Skabeyeva, salah satu pembawa acara bincang-bincang paling terkemuka di televisi pemerintah Rusia, di Telegram.

Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, dengan alasan bahwa dukungan Kyiv terhadap Barat telah menjadi ancaman bagi keamanannya, sesuatu yang dibantah Ukraina sebagai dalih palsu untuk apa yang disebutnya perampasan tanah bergaya kolonial.

Perang tersebut—yang paling mematikan di Eropa selama 80 tahun—telah menewaskan atau melukai lebih dari satu juta orang dari kedua belah pihak, termasuk ribuan warga sipil yang sebagian besar berasal dari Ukraina, menurut para analis.

Tak Ada Reset Ekonomi

Fakta bahwa KTT itu bahkan terjadi merupakan kemenangan bagi Putin bahkan sebelum dimulai, mengingat bagaimana pertemuan itu membawanya keluar dari dinginnya hubungan diplomatik dengan begitu megah.

Read Entire Article
Patroli | Crypto | | |