loading...
Dalam catatan terbarunya, Goldman Sachs juga membahas pandangannya tentang komoditas untuk tahun 2026 termasuk emas. Foto/Dok
JAKARTA - Goldman Sachs (GS.N) memperkirakan harga emas bakal naik 14% menjadi USD4.900 per ons pada Desember 2026, mendatang. Dalam skenario dasar, Goldman menyebutkan adanya risiko kenaikan terhadap proyeksi tersebut seiring perluasan diversifikasi ke investor swasta.
Dalam catatan terbarunya, Goldman Sachs juga membahas pandangannya tentang komoditas untuk tahun 2026. Diterangkan bahwa permintaan bank sentral diprediksi secara struktural tinggi dan dukungan siklikal dari pemotongan suku bunga Federal Reserve AS akan mendorong harga emas.
Goldman terus merekomendasikan eksposur panjang pada logam kuning tersebut. Sebelumnya pada tengah pekan kemarin, harga emas di pasar spot diperdagangkan di posisi USD4.334,93 per ons.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Diprediksi Cetak Rekor Baru, Rupiah Fluktuatif Pekan Depan
Sementara itu untuk harga tembaga, Goldman memproyeksikan akan terkonsolidasi pada tahun 2026 dan dalam skenario dasar mereka dengan rata-rata USD11.400 per ton metrik. Situasi ini dipengaruhi ketidakpastian mengenai tarif yang diyakini akan berlanjut hingga kemungkinan pengumuman pada pertengahan 2026 bahwa AS akan memberlakukan tarif pada tembaga rafinasi di tahun 2027.
“Meskipun harga tembaga baru-baru ini mengalami kenaikan dan kami memperkirakan konsolidasi pada 2026, tembaga tetap menjadi logam industri 'favorit'. Terutama dalam jangka panjang, karena elektrifikasi - yang mendorong hampir setengah dari permintaan tembaga - mengindikasikan pertumbuhan permintaan yang secara struktural kuat dan karena pasokan tambang menghadapi kendala unik,” ungkap catat Goldman.
Baca Juga: Indonesia Diramal Pimpin Ekonomi Dunia di 2075, Susul AS dan China
Harga patokan tembaga tiga bulan di London Metal Exchange tidak banyak berubah yakni sebesar USD11.721,50 per metrik ton. Minggu lalu, harga ini sempat mencapai rekor tertinggi sebesar USD11.952.
(akr)
