Satu Tahun Prabowo-Gibran: Menantang Badai, Membawa Energi hingga Pelosok Negeri

5 hours ago 3

loading...

Pertamina menegaskan komitmennya dalam meningkatkan ketahanan energi nasional melalui integrasi rantai pasok distribusi. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA - Genap setahun pemerintahan Prabowo-Gibran menegaskan komitmennya dalam meningkatkan ketahanan energi nasional. Hal itu diwujudkan PT Pertamina (Persero) dengan terus menambah jumlah tanker guna memastikan kelancaran transportasi dan distribusi energi di dalam negeri.

Sepanjang 2024, Pertamina International Shipping (PIS), telah mengangkut 161 miliar liter energi berupa bahan bakar minyak (BBM) dan LPG. PIS berhasil memperkuat kapasitas angkut dengan menambah 10 armada tanker, di antaranya 4 tanker Very Large Gas Carrier (VLGC) terdiri dari VLGC Pertamina Gas Caspia, VLGC Pertamina Gas Dahlia, VLGC Pertamina Gas Tulip dan VLGC Pertamina Gas Bergenia. Lalu, tanker PIS Jawa, PIS Kalimantan, PIS Kerinci, PIS Rinjani, PIS Rokan dan PIS Natuna, sehingga total kapal mencapai 102 unit hingga akhir tahun 2024.

"Jumlah kapal ini merupakan kepemilikan langsung dari PIS," ujar Corporate Secretary PIS Muhammad Baron, belum lama ini.

PIS juga telah mengangkut 161 miliar liter energi berupa BBM dan LPG. Kapal-kapal yang dioperasikan PIS tersebut berlayar di 65 rute internasional. Jumlah tersebut bertambah signifikan dari 2021 sebanyak 11 rute.

Dalam upaya memperkuat daya saing di kancah global, rute kapal-kapal PIS ditargetkan terus bertambah. Penguatan armada ini menyesuaikan peningkatan permintaan energi nasional. PIS saat ini memiliki 3 kantor cabang melalui anak usahanya, yakni PIS Asia Pacific yang berkantor di Singapura, Dubai, dan London.

Baca Juga: Satu Tahun Prabowo-Gibran, 4 Kali Reshuffle Dilakukan

Baron menuturkan, capaian tersebut menunjukkan transformasi bisnis PIS berada di jalur yang tepat untuk memberikan kontribusi perusahaan dalam meningkatkan ketahanan energi nasional. Perjalanan tanker-tanker Pertamina membawa energi mengarungi samudera penuh tantangan. Tanker Pertamina harus menghadapi gelombang besar dan badai saat berlayar melalui rute internasional maupun domestik.

Situasi geopolitik ketika Iran ingin menutup Selat Hormuz juga menjadi hambatan lantaran selat tersebut merupakan jalur pelayaran dari negara-negara produsen minyak di Timur Tengah berkontribusi lebih dari 20% pasokan global.

Namun, PIS tetap bertekad menjaga ketahanan energi nasional dengan memperkuat protokol keselamatan dan menyiapkan jalur alternatif lain melalui Oman dan India. Langkah tersebut untuk memastikan pengangkutan energi berjalan dengan optimal melalui pengawasan intensif di jalur pergerakan tanker.

"Pengawasan ketat dilakukan melalui koordinasi langsung dengan otoritas maritim setempat, awak kapal, dan sistem pemantauan realtime terintegrasi," terang Baron.

Read Entire Article
Patroli | Crypto | | |