loading...
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyoroti, praktik serakahnomics sektor pertanian yang sudah lama tumbuh di Indonesia. Foto/Dok
JAKARTA - Menteri Pertanian ( Mentan ), Andi Amran Sulaiman menyoroti, praktik serakahnomics di sektor pertanian . Menurutnya, marak terjadi praktik serakahnomics yang membuat ribuan penggilingan keci l mati perlahan karena tidak bisa mengakses bahan baku.
Mentan Amran menjelaskan, para pemain besar sengaja membeli Gabah Kering Panen (GKP) sedikit di atas harga pasar, bukan untuk membantu petani, tetapi untuk menyapu habis semua pasokan sehingga pelaku kecil tidak memiliki ruang bertahan.
Baca Juga: Di Forum APEC, Prabowo Warning Dunia Soal Serakahnomics
Ia menilai pola tersebut sudah berlangsung lama dan saat ini Pemerintah tengah berupaya untuk membongkar strategi pelaku besar dalam menguasai rantai pasok pangan, terutama gabah dan beras. “Ini adalah lama, sudah lama yang tumbuh di Indonesia. Tetapi mungkin baru saatnya hari ini kita membongkar dan berpihak pada rakyat kecil," kata Mentan Amran dalam keterangan resminya pada Rabu (19/10/2025).
Lebih lanjut Mentan Amran membuka temuan mengejutkan terkait manipulasi kualitas beras premium yang beredar di pasaran, salah satu indikator serakahnomics yang ada di praktik perberasan. Ia menyebut ada produk beras bermerek yang mengaku premium, tapi setelah diuji ternyata memiliki tingkat patahan (menir) hingga 59%, jauh dari standar maksimum 14% untuk kualitas premium.
“Pecahannya 59 persen. Artinya menir, makanan ayam, dikemas bahwa ini adalah premium,” ujar Mentan Amran.
Manipulasi tersebut dipandang sebagai contoh nyata praktik Serakahnomics, mengambil keuntungan semaksimal mungkin dengan menipu konsumen dan merusak pasar.
Baca Juga: Singgung Mazhab Serakahnomics, Prabowo: Parasit Penghisap Darah, Vampir Ekonomi


















































