loading...
Kementan terus memperluas jangkauan inklusi sosial dalam sektor pertanian dengan melibatkan komunitas masyarakat adat. Foto/Dok. SindoNews
JAKARTA - Kementerian Pertanian ( Kementan ) terus memperluas jangkauan inklusi sosial dalam sektor pertanian dengan melibatkan komunitas masyarakat adat . Melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Kementan memastikan kelompok masyarakat adat turut mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif dan mengembangkan potensi di sektor pertanian.
Mentan Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan menegaskan sebagai upaya untuk mewujudkan swasembada pangan memerlukan peran penting masyarakat adat. Menurutnya, program swasembada pangan bukan hanya urusan pangan semata, namun juga sarana agar masyarakat adat dapat merasakan kesejahteraan dari kegiatan pertanian. Baca juga: Pilar Swasembada Pangan, Kementan Cetak Ratusan Ribu Petani Muda
”Kita ini bersaudara, kita semua sama, jadi kita saling membantu dan bergotong royong untuk meningkatkan kesejahteraan kita,” kata Amran dalam keterangannya dikutip, Minggu (25/5/2025).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan, keterlibatan masyarakat adat merupakan bentuk nyata dari pertanian dengan pendekatan kultur budaya di suatu daerah. “Kami terus mendorong akses pelatihan, teknologi, dan pendampingan agar komunitas adat bisa memanfaatkan potensi lokalnya dalam ekosistem pertanian modern,” jelasnya.
Selama lima tahun terakhir, Program YESS telah menjangkau berbagai komunitas adat di empat provinsi yang mendapat intervensi Program YESS, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Beberapa di antaranya adalah Kampung Naga di Tasikmalaya, Kasepuhan Sinar Resmi di Sukabumi, Suku Kajang di Bulukumba, dan Dayak Meratus di Hulu Sungai Selatan. Program YESS secara aktif memperkuat keterlibatan mereka dalam pembangunan ekonomi desa, khususnya melalui pelatihan kewirausahaan dan literasi keuangan.
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian sekaligus Direktur Program YESS, Muhammad Amin, menyampaikan bahwa program ini tidak hanya memberikan pelatihan teknis dan kewirausahaan, tetapi juga membangun jembatan kolaborasi antara masyarakat adat dan pelaku pertanian lainnya. Baca juga: Menteri HAM Ingatkan Peran Strategis Masyarakat Adat Bumikan Hak Asasi Manusia
Ia menekankan pendekatan yang digunakan dalam wilayah adat dilakukan secara partisipatif dan berbasis dialog. “Kita hadir memperkuat apa yang sudah mereka miliki. Kami memfasilitasi agar usaha pertanian mereka semakin berkembang,” katanya.
(poe)