loading...
Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya memberikan pengarahan di Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Jawa Timur (Jatim). Foto/Istimewa
JAKARTA - Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya memberikan pengarahan di Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Jawa Timur (Jatim) di Hotel Shangri-La, Surabaya, Selasa (29/4/2025). Dia menekankan pengembangan ekonomi kreatif (ekraf) sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi yang dimulai dari daerah.
"Jawa Timur menjadi lokasi prioritas sesuai RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2025-2029, dengan penguatan kelembagaan sebagai fokus utama pengembangan ekonomi kreatif,” kata Teuku Riefky.
“Strategi pengembangan ini akan diimplementasikan melalui dua tahap yaitu penggabungan nomenklatur ekonomi kreatif dalam dinas yang sudah ada sebagai langkah jangka pendek, serta pembentukan dinas ekonomi kreatif yang mandiri sebagai target jangka panjang," sambungnya.
Pemaparannya itu disampaikan di hadapan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak. Sedangkan dari pemerintah pusat turut hadir Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy dan Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo.
Dalam sambutannya, Menekraf Riefky juga menyambut baik antusiasme pemerintah daerah di Jatim untuk mendirikan Dinas Ekonomi Kreatif di mana beberapa kabupaten sudah berkonsultasi dengan Kementerian Ekonomi Kreatif. Riefky mengungkapkan salah satu contoh Kabupaten Gresik yang sudah membentuk Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Pemuda, dan Olahraga atau Dinas Parekrafpora.
Kemudian untuk tingkat provinsi, Jawa Timur yang telah menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan ternama seperti King's College London dalam pengembangan ekonomi digital. Menurutnya, potensi ruang kreatif di Jawa Timur sangat besar dengan 11 ruang kreatif yang tersebar di seluruh provinsi, termasuk Creative Hub Banyuwangi dan Malang Creative Centre yang menjadi pusat inkubasi dan pengembangan kreativitas.
Riefky juga menekankan penerapan model hexahelix yang melibatkan kolaborasi erat antara pemerintah daerah, akademisi, industri, masyarakat, media, dan komunitas kreatif yang menjadi kunci utama. Harapannya, upaya-upaya itu bisa membuka lapangan kerja berkualitas bagi tenaga kerja muda sesuai dengan Asta Cita ke-3.
Dia menyebut ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor prioritas dengan sasaran pengembangan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan RPJMN. Dia juga mengatakan penguatan ekosistem ekonomi kreatif perlu berbasis kekayaan budaya dan intelektual.
"RPJMN 2025-2029 menetapkan target ambisius untuk proporsi PDB (Produk Domestik Bruto) Ekonomi Kreatif sebesar 8,0-8,4% pada tahun 2029, dengan indikator kinerja utama yang mencakup laju pertumbuhan Ekonomi Kreatif 6,1% dan pertumbuhan ekspor Ekonomi Kreatif 6%,” ujarnya.
Dengan tercapainya target RPJMN ini, kata dia, diharapkan ekonomi kreatif dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur. Riefky turut didampingi sejumlah pejabat Kemenekraf yaitu Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi dan Staf Khusus Menteri Bidang Isu Strategis dan Antarlembaga Rian Firmansyah.
(rca)