Menkes Sebut Pria Ukuran Jeans 33 Cepat Menghadap Allah, Ini Kaitan Lingkar Pinggang dan Diabetes

7 hours ago 1

loading...

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa pria dengan ukuran celana jeans 33 ke atas berisiko lebih cepat meninggal dunia. Pernyataan ini merujuk pada obesitas. Foto/Verywell Health

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa pria dengan ukuran celana jeans 33 ke atas berisiko lebih cepat meninggal dunia. Pernyataan ini merujuk pada tingginya angka obesitas perut yang erat kaitannya dengan lingkar pinggang berlebih dan peningkatan risiko diabetes serta penyakit kronis lainnya.

Menurut Menkes , ukuran celana yang besar bisa menjadi penanda kasat mata dari penumpukan lemak di area perut, yang dikenal sebagai obesitas sentral. Jenis obesitas ini jauh lebih berbahaya dibanding lemak di bagian tubuh lain karena menyelimuti organ-organ penting seperti hati dan pankreas.

"Pokoknya laki-laki kalau beli celana jeans masih di atas 32-33. Ukurannya berapa celana jeans? 34-33. Udah pasti obesitas," kata Menkes saat peluncuran Pasukan Putih Jakarta, Rabu (14/5/2025).

"Itu menghadap Allahnya lebih cepat dibandingkan yang celana jeansnya 32. Saya bukannya body shaming, tapi emang artinya begitu," sambungnya.

Baca Juga: Menkes: Laki-laki Celana Jeansnya Ukuran 33 Lebih Cepat Menghadap Allah

Kaitan Lingkar Pinggang dan Diabetes

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lembaga-lembaga nasional pun menegaskan bahwa lingkar pinggang berlebih adalah prediktor kuat risiko diabetes, hipertensi, hingga penyakit jantung.

Ukuran lingkar pinggang yang dianggap berisiko menurut standar internasional adalah lebih dari 102 cm untuk pria dan 88 cm untuk wanita. Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan menetapkan batasan lebih ketat yakni 90 cm untuk pria dan 80 cm untuk wanita.

Dilansir dari Diabetes UK, penumpukan lemak di sekitar perut tidak hanya berpengaruh pada penampilan, tetapi juga mengganggu fungsi organ internal. Kelebihan lemak di area tengah tubuh, terutama di sekitar hati dan pankreas, dapat menghambat kerja insulin, hormon yang mengatur kadar gula darah.

Kondisi ini dikenal sebagai resistensi insulin. Di mana tubuh masih memproduksi insulin, tetapi tidak dapat menggunakannya dengan efektif. Akibatnya, kadar gula dalam darah meningkat dan risiko terkena diabetes tipe 2 pun melonjak drastis.

Read Entire Article
Patroli | Crypto | | |