loading...
Para ulama memberikan gambaran bagaimana seharusnya setiap orang menyikapi ujian dan memahami hakikat ujian, salah satunya dari Imam Al Ghazali. Foto ilustrasi/ist
Para ulama memberikan gambaran bagaimana seharusnya setiap orang menyikapi ujian hidup dan memahami hakikat ujian . Dalam salah satu kitabnya, Syaikhul Islam, Imam Al Ghazali , menerangkan dengan merujuk kepada sabda baginda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, bahwa ketika seorang hamba diuji dengan sakit yang menimpanya, maka Allah mengirim salah satu malaikat-Nya untuk mengontrol hamba tersebut.
Lalu Allah Ta'ala bertanya kepada malaikat itu:
"Hai Malaikat, apa yang dirintihkan oleh hamba-KU?" Malaikat menjawab: "Ya Allah, si fulan terus menerus menyebut nama-MU. Bahkan yang sering diucap adalah kalimat Alhamdulillah 'alaa kulli haal."
Lalu Allah Ta'ala mengatakan:
"Persaksikan malaikat, jika hamba-KU itu Aku takdirkan masih hidup, maka tiba waktunya nanti akan Aku ganti darahnya yang kotor menjadi bersih, fisiknya yang lemah menjadi kuat, mukanya yang pucat menjadi ceria. Dia akan sehat seperti sedia kala. Namun jika takdir untuknya adalah meninggal dunia, maka persaksikan bahwa seluruh dosa-dosanya habis."
Subhanallah, wahai muslimin jadilah seorang hamba yang sabar dengan ujian yang Allah berikan. Bukankah jika semua dosa habis maka seorang hamba akan menghadap Allah dengan penuh kelapangan jiwa (muthmainnah)? Dan dia masuk dalam kelompok hamba-hamba Allah yang ahli ibadah.
Baca juga: Tadabur Surat Al-Anbiya Ayat 35 tentang Ujian Hidup Manusia
Allah memanggil dengan lembut jiwa-jiwa muthmainnah tersebut sebagaimana firmanNya: "Ya ayyatuhan nafsul muthmainnah, irji'ii ilaa rabbiki raadhiayatam mardhiyyah. Fadkhulii fii 'ibaadii, wadkhulii jannatii."
(Wahai jiwa-jiwa yang lapang, bersih, dan tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan penuh ridha dan suka cita. Masuklah ke dalam kelompok para ahli ibadah, dan (akhirnya) masuklah ke dalam surga-KU."
Ujian sakit adalah kifarat (penggugur) atas semua dosa. Begitu pula bentuk ujian-ujian yang lainnya. Mungkin seseorang yang diuji di dunia ini tampak hina di mata manusia. Tapi siapa sangka bahwa dia sangat mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka ini adalah satu kunci amalan bagi orang beriman : Jangan mengeluh terlalu dalam atas setiap ujian yg menderai. Tetapi, ucapkanlah: "Alhamdulillah 'alaa kulli haal." (Segala puji bagi Allah atas segala hal, yang enak maupun yang tidak enak).
Rasulullah SAW bersabda:
"...Fa innal 'umuura tajrii bil maqaadir. " (Maka sesungguhnya semua urusan itu berjalan sesuai dengan ketentuan Allah).