loading...
Khabib Nurmagomedov dikenal sebagai salah satu petarung paling dominan dalam sejarah UFC, dengan rekor tak terkalahkan yang sempurna dalam 29 pertarungan profesional / Foto: Yahoo Sports
Khabib Nurmagomedov dikenal sebagai salah satu petarung paling dominan dalam sejarah UFC , dengan rekor tak terkalahkan yang sempurna dalam 29 pertarungan profesional. Namun, di balik dominasinya yang nyaris tanpa cela, The Eagle pernah berada di ambang kekalahan yang bisa saja menodai catatan emasnya, dan momen menegangkan itu disaksikan oleh puluhan juta penggemar di negaranya sendiri.
Sebelum gantung sarung tangan pada tahun 2020, Khabib menaklukkan sederet nama besar di kelas ringan UFC, termasuk Edson Barboza dan Al Iaquinta, sebelum merebut gelar juara. Ia kemudian sukses mempertahankan sabuknya melawan rival-rival sengit seperti Conor McGregor, Dustin Poirier, dan Justin Gaethje.
Meskipun hanya segelintir lawan yang mampu memberikan ancaman nyata bagi spesialis gulat elite asal Dagestan ini, salah satu pertarungan terakhirnya nyaris saja berujung bencana. Sebelas bulan setelah kemenangan ikoniknya atas McGregor di UFC 229, dan setahun sebelum pertarungan terakhirnya, Khabib berhadapan dengan juara interim saat itu, Dustin Poirier.
Baca Juga: 10 Petinju dengan Pukulan Terkeras di Dunia Saat Ini Berdasarkan Rasio KO
Duel keduanya menjadi tajuk utama UFC 242 di Abu Dhabi, di mana lautan penggemar setia Khabib menyaksikan langsung The Eagle mengalahkan The Diamond melalui kuncian rear-naked choke di ronde ketiga. Namun, kemenangan tersebut tidak diraih dengan mudah.
Di ronde kedua, Poirier nyaris saja menciptakan kejutan terbesar dalam sejarah UFC ketika ia melilitkan cekikan guillotine mematikan di leher Khabib. Meskipun akhirnya berhasil lolos dari cengkeraman maut tersebut, petarung asal Dagestan itu mengakui dalam konferensi pers pasca-pertarungan betapa dekatnya ia dengan kekalahan.
"Satu-satunya yang sangat dekat adalah kuncian guillotine. Pertama kali, itu adalah guillotine yang sangat bagus. Pertama kali hampir berhasil, kedua kalinya saya berhasil karena saya merasa dia kehilangan begitu banyak energi, begitu banyak kekuatan. Ini adalah bagian dari permainan; bagaimana saya bermain dengan lawan saya," ujar Khabib jujur