Penyebab Utama Keruntuhan Kerajaan Cirebon: Sejarah, Dampak, dan Peninggalan Bersejarah Lengkap

6 hours ago 4

loading...

Kerajaan Cirebon adalah salah satu kerajaan Islam terkemuka di pesisir utara Pulau Jawa yang memainkan peranan penting dalam penyebaran agama Islam dan budaya. Foto/keratonkasepuhan

JAKARTA - KerajaanCirebon adalah salah satu kerajaan Islam terkemuka di pesisir utara Pulau Jawa yang memainkan peranan penting dalam penyebaran agama Islam dan perkembangan budaya lokal.

Terletak di wilayah Jawa Barat, Kerajaan Cirebon dikenal karena posisi strategisnya dalam perdagangan dan hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lain, termasuk Kesultanan Demak dan Kerajaan Banten.

Baca juga: Kisah Singa Barong, Kereta Keramat Peninggalan Kesultanan Cirebon

Sejarah Singkat Kerajaan Cirebon

Kerajaan Cirebon didirikan sekitar abad ke-15 oleh Pangeran Cakrabuana, yang merupakan putra Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran. Ia menyerahkan tampuk kekuasaan kepada keponakannya, Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Di bawah kepemimpinan Sunan Gunung Jati, Cirebon berkembang menjadi pusat pemerintahan, dakwah Islam, dan perdagangan.

Menurut Sri Margana, sejarawan Universitas Gadjah Mada (UGM), "Kerajaan Cirebon berperan besar dalam memadukan nilai-nilai Islam dengan budaya lokal, menciptakan identitas baru bagi masyarakat pesisir utara Jawa."

Sunan Gunung Jati dikenal sebagai anggota Wali Songo dan menjadi tokoh sentral dalam penyebaran Islam di wilayah Jawa Barat.

Baca juga: Kesultanan Cirebon Pecah 3 Akibat Memanasnya Hubungan Kerajaan Banten dan Mataram

Setelah wafatnya, Kerajaan Cirebon mengalami masa-masa sulit yang kemudian mengarah pada keruntuhan.

Penyebab Keruntuhan Kerajaan Cirebon

1. Konflik Internal Keluarga Kerajaan

Salah satu penyebab utama keruntuhan Kerajaan Cirebon adalah konflik internal dalam keluarga kerajaan. Setelah wafatnya Sunan Gunung Jati, muncul perselisihan di antara keturunan beliau terkait perebutan kekuasaan.

Konflik ini menyebabkan Kerajaan Cirebon terpecah menjadi empat kesultanan: Kasepuhan, Kanoman, Kacirebonan, dan Kaprabonan. Perpecahan ini secara drastis melemahkan kekuatan militer dan politik kerajaan.

Menurut Prof Oman Fathurahman, Guru Besar Filologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, "Fragmentasi politik di tubuh kerajaan Islam seperti Cirebon sering dimanfaatkan oleh kekuatan asing, seperti VOC, untuk memperkuat dominasi mereka."

2. Intervensi Politik Eksternal dan Kolonialisme Belanda

Faktor eksternal juga berperan besar. Kerajaan Cirebon menjadi korban politik devide et impera yang diterapkan oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). VOC memanfaatkan konflik internal dengan memberikan dukungan kepada salah satu faksi.

Pada pertengahan abad ke-17, Sultan Amangkurat I dari Mataram turut berperan dalam melemahkan Cirebon.

Read Entire Article
Patroli | Crypto | | |