Sejarah Perseteruan Manchester United vs Manchester City: Old Trafford Sempat Hancur saat Perang Dunia II

5 hours ago 1

loading...

Hasil Derby Manchester: Manchester United dan Manchester City bermain imbang 0-0 di Old Trafford, Minggu (6/4/2025) malam WIB. Hasil ini tak mengubah posisi kedua tim di klasemen Liga Inggris 2024-2025. Foto: Instagram

Perseteruan panas antara Manchester United dan Manchester City bukanlah sekadar pertarungan dua klub raksasa di pentas Liga Inggris . Rivalitas ini berakar dalam sejarah panjang kota industri Manchester, bermula lebih dari satu abad silam—tepatnya pada 12 November 1881. Hari itu menandai lahirnya Derby Manchester pertama yang mempertemukan Newton Heath LYR FC (cikal bakal Manchester United) melawan St. Mark's (pendahulu Manchester City).

Dalam laga perdana tersebut, Newton Heath menang telak 3-0 atas St. Mark’s di North Road, lapangan rumah mereka di era itu. Meski kala itu pertandingan hanya berstatus laga persahabatan, hasilnya menciptakan percikan pertama dari rivalitas yang akan terus membara hingga hari ini. Kedua klub saat itu hanyalah tim pekerja dari lingkungan industri—Newton Heath mewakili pegawai rel kereta Lancashire and Yorkshire Railway, sedangkan St. Mark’s berasal dari gereja Anglikan di Gorton.

Seiring berjalannya waktu, kedua klub bertumbuh dan berubah nama. Newton Heath resmi menjadi Manchester United pada 1902 setelah hampir bangkrut, sementara St. Mark’s berevolusi menjadi Ardwick Association FC sebelum akhirnya menjadi Manchester City pada 1894. Transformasi itu membawa keduanya ke ranah sepak bola profesional yang lebih luas, membuka jalan menuju duel-duel kompetitif yang makin intens.

Persaingan mereka melintasi berbagai zaman dan krisis. Salah satu titik balik penting terjadi saat Perang Dunia II menghantam Inggris. Stadion Old Trafford milik Manchester United hancur akibat serangan udara Jerman pada 1941. Menariknya, selama masa renovasi, Manchester City membuka pintu Maine Road—markas mereka kala itu—bagi rival sekotanya untuk menggelar laga kandang. Momen ini menciptakan dinamika unik: rivalitas panas namun tetap diwarnai saling bantu dalam masa sulit.

 Old Trafford Sempat Hancur saat Perang Dunia II 

Meski hubungan sempat ‘menghangat’ pascaperang, kompetisi di lapangan tetap tak mengenal ampun. Dari era Busby Babes di United hingga era "Main Road Massacre" pada 1989 ketika City menang 5-1, duel ini selalu menjadi titik sorotan sepak bola Inggris. Perubahan besar terjadi pada 2008, saat City diambil alih Sheikh Mansour dan mulai menyaingi dominasi United dengan kekuatan finansial.

Dalam dua dekade terakhir, Derby Manchester berkembang dari perseteruan lokal menjadi tontonan global.

Derby Modern

 Old Trafford Sempat Hancur saat Perang Dunia II 

Manchester United dan Manchester City kini menjadi dua klub tersukses di Inggris, dengan total 104 gelar bergengsi yang mereka raih—68 untuk United dan 36 untuk City. Namun, lebih dari sekadar angka, derby ini mencerminkan dua wajah berbeda dari kota yang sama.

Secara geografis, kedua stadion hanya dipisahkan oleh jarak sekitar 6,4 kilometer. Manchester City bermarkas di Etihad Stadium, kawasan Bradford di timur kota, sementara Manchester United mendiami Old Trafford yang terletak di wilayah Trafford, bagian barat daya Greater Manchester. Kedekatan inilah yang membuat atmosfer derby selalu mendidih, tak hanya di lapangan tetapi juga di jalan-jalan kota.

Dari total 196 pertemuan di semua kompetisi, Manchester United masih memimpin dengan 80 kemenangan, sementara City mencatatkan 61 kemenangan dan 55 pertandingan lainnya berakhir imbang. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, dominasi mulai berpindah arah. Era kepelatihan Pep Guardiola mengubah City menjadi kekuatan dominan, bahkan mencapai puncaknya dengan menyamai pencapaian terbesar rival sekotanya.

Kedua klub ini kini menjadi satu-satunya duo sekota di dunia yang sama-sama pernah meraih treble winners—menjuarai liga, piala domestik, dan Liga Champions dalam satu musim. United melakukannya lebih dulu pada tahun 1999 di bawah asuhan Sir Alex Ferguson. Dua dekade lebih berselang, pada 2023, giliran Manchester City menorehkan prestasi serupa dengan gaya dominan khas Guardiola.

Bagi pendukung kedua belah pihak, Derby Manchester bukan hanya soal siapa yang menang hari itu. Ini tentang kebanggaan kota, warisan keluarga, dan sejarah panjang yang terus ditulis ulang dari generasi ke generasi. Di tengah gegap gempita sepak bola modern, Derby Manchester tetap menjadi pengingat bahwa rivalitas paling murni dan penuh gairah datang dari rumah sendiri.

Baca Juga: 4 Pemain Timnas Jepang yang Pernah Juara Liga Inggris, Terbaru Wataru Endo

(sto)

Read Entire Article
Patroli | Crypto | | |