Sentralitas ASEAN Dinilai Ampuh Hadapi China dan Kekuatan Eksternal

4 days ago 10

loading...

(Kiri-kanan) Ketua FSI Johanes Herlijanto, Peneliti Mitra FSI Ratih Kabinawa, Diplomat Ahli Madya Kemlu Eva Kurniati Situmorang, dan Pemerhati Hubungan Internasional UI Broto Wardoyo menghadiri seminar di Jakarta, Senin (29/9/2025). Foto: Ist

JAKARTA - Hubungan antara China dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara merupakan sebuah fenomena yang penting dan menarik untuk diperhatikan. Kedekatan antara China dan kawasan Asia Tenggara menyebabkan interaksi antara kedua pihak terjalin sejak berabad-abad, bahkan jauh sebelum Republik Rakyat China (RRC) berdiri.

Selain hubungan perdagangan yang berlangsung selama ratusan, atau bahkan ribuan tahun, hubungan antara kedua pihak diwarnai juga dengan upaya menanamkan pengaruh, khususnya dari pihak China pada Asia Tenggara. Upaya China mempengaruhi Vietnam, serangan Dinasti Yuan ke Jawa di era Kertanegara, serta perjalanan armada Laksamana Cheng Ho melalui Nusantara adalah beberapa contoh dari upaya menanamkan pengaruh dari daratan China ke Asia Tenggara, meski tak selalu diwarnai kekerasan.

Baca juga: Persatuan ASEAN-China Jadi Pertahanan Terbaik Asia dalam Hadapi Perang Dagang

Dalam era modern ini, upaya China menanamkan pengaruh di kawasan terlihat dari berbagai strategi yang diterapkan RRC dalam menjalin relasi baik dengan negara-negara Asia Tenggara maupun organisasi yang menaungi negara-negara kawasan ini yaitu Asosiasi Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN).

Ketua Forum Sinologi Indonesia (FSI) Johanes Herlijanto menjelaskan sejak sekitar tiga dasawarsa lalu, China berupaya menangkal setiap perkembangan yang berpotensi mengganggu kepentingan nasionalnya melalui hubungannya dengan ASEAN serta melalui kehadirannya dalam forum-forum yang digagas ASEAN.

Menurut pemerhati China yang juga dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan (UPH) itu, keinginan RRC memperkuat pengaruhnya di Asia Tenggara makin terlihat sejak Presiden Xi Jinping menduduki posisi kepemimpinan tertinggi di negeri itu.

“China telah menjalankan seperangkat inisiatif ekonomi, politik, diplomatik, dan sosial budaya dengan ASEAN dan negara-negara anggotanya untuk meningkatkan citra internasional China, serta memperkuat klaim teritorialnya di Laut China Selatan (LCS) dan Selat Taiwan,” ujar Johanes seusai seminar bertajuk “Kepemimpinan Malaysia dan Diplomasi Tiongkok di ASEAN,” yang diselenggarakan di Jakarta, belum lama ini.

Mengutip riset yang sedang dilaksanakan FSI di bawah koordinasi alumni Universitas Western Australia (UWA) Ratih Kabinawa, Johanes menyampaikan pandangan bahwa salah satu strategi yang RRC lakukan untuk menanamkan pengaruhnya di Asia Tenggara dengan secara khusus mendekati negara yang sedang mendapat giliran sebagai ketua ASEAN.

Read Entire Article
Patroli | Crypto | | |