loading...
Para pemimpin politik Zionis perintahkan tentara Israel berhenti serang Kota Gaza setelah Hamas setuju untuk bebaskan seluruh sandera Israel. Foto/X @IDF
GAZA - Para pemimpin politik Israel telah memerintahkan tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk menghentikan serangan di Kota Gaza yang dilancarkan sejak September lalu. Perintah muncul setelah Hamas setuju untuk membebaskan seluruh sandera Israel.
Menurut Army Radio dan lembaga penyiaran publik, Kan, perintah tersebut dikeluarkan juga sebagai respons atas permintaan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada rezim Zionis untuk menghentikan serangan terhadap daerah kantong Palestina tersebut sebagai bagian dari upayanya untuk mengakhiri perang dan membebaskan para sandera yang masih ditawan oleh Hamas.
Berdasarkan proposal perdamaian 20 poin Trump, Hamas harus membebaskan seluruh sandera yang tersisa dalam waktu 72 jam—batasakhirnya Senin (6/10/2025) pukul 05.00 WIB—setelah Israel menangguhkan operasi militer di Gaza dan menarik pasukannya "ke garis yang disepakati."
Baca Juga: Netanyahu Kaget dan Terguncang Trump Respons Positif Sikap Hamas untuk Proposal Gaza
Baik Israel maupun Hamas telah menyatakan kesiapan mereka untuk pertukaran tahanan, tetapi rezim Zionis belum secara resmi menanggapi seruan Trump agar Israel menghentikan serangannya di Gaza.
Pada hari Sabtu, Army Radio mengeklaim bahwa pemerintah AS telah menginstruksikan Israel untuk mengurangi operasinya di Gaza hingga "minimal", dengan pasukan di lapangan hanya melakukan manuver defensif.
Dalam sebuah pernyataan di X pada hari Sabtu, IDF mengatakan bahwa wilayah utara Wadi Gaza, yang mencakup Kota Gaza yang kini telah hancur, "masih dianggap sebagai zona pertempuran berbahaya" dan telah meminta penduduk di sana untuk pindah ke selatan.
Mereka menambahkan, "Pasukan Israel terus mengepung Kota Gaza, dan upaya untuk kembali ke sana menimbulkan risiko yang signifikan."