loading...
Belasan produsen mobil global menelan kerugian hampir USD12 miliar atau setara Rp192,8 triliun sejak berlakunya tarif impor baru Presiden AS Donald Trump. Foto/Dok Reuters
JAKARTA - Belasan produsen mobil global menelan kerugian hampir USD12 miliar atau setara Rp192,8 triliun (dengan kurs Rp16.071 per USD) sejak berlakunya tarif impor baru Presiden AS Donald Trump. Bahkan laporan Wall Street Journal (WSJ) menyebutkan, 14 pembuat mobil global bakal mengalami kergian yang jauh lebih besar hingga akhir tahun 2025.
Sebelumnya Trump mengumumkan tarif impor baru tersebut pada bulan April, lalu dengan menargetkan 185 negara dan beberapa wilayah. Tarif 10% secara universal berlaku untuk semua kendaraan dan suku cadang yang diimpor AS yang mulai berlaku pada 5 April, diikuti dengan tarif spesifik untuk beberapa negara pada 9 April.
Meski kemudian Trump membuka ruang negosiasi tarif hingga awal Agustus, namun secara umum tarif kepada industri otomotif tetap berlaku. Dampak dari kebijakan tarif resiprokal Trump menurut WSJ, membuat Toyota mengalami kerugian terbesar yakni sekitar USD3 miliar hanya dalam kuartal kedua tahun.
Baca Juga: Dihantam Tarif Trump, Laba Raksasa Otomotif Jerman Tergerus 29%
Diperkitakan total dampak tarif terhadap produsen mobil asal Jepang bakal mencapai sebesar USD9,5 miliar pada akhir tahun fiskal yang berakhir Maret 2026. Sementara itu Volkswagen dilaporkan kehilangan duit hingga USD1,5 miliar, sedangkan Ford dan General Motors masing-masing melaporkan kerugian lebih dari USD1 miliar di Q2.
Lain lagi dengan Tesla yang merasakan dampak paling minim di antara raksasa otomotif dunia, dengan estimasi kerugian sekitar USD300 juta. WSJ juga menyebutkan bahwa sepuluh produsen mobil terbesar di dunia, tidak termasuk produsen dari China, diprediksi bakal melihat penurunan laba bersih hingga 25% pada akhir tahun.
Uni Eropa (UE) dan Jepang telah bernegosiasi mengenai pengurangan tarif dengan Washington. Menurut laporan, AS saat awalnya memberlakukan tarif sebesar 27,5% pada kendaraan yang dibuat di UE, namun Brussel berhasil mendorong untuk menurunkannya menjadi 15% sebagai balasan untuk memotong tarifnya sendiri sebesar 10% pada mobil Amerika.