loading...
Berdasarkan Protokol Hannibal, tentara Israel dibolehkan menyerang dan membunuh warga Israel yang disandera Hamas. Foto/IDF Spokespersons Unit
JAKARTA - Israel serang warganya yang disandera Hamas pada dasarnya merupakan strategi rezim Zionis berdasarkan “Protokol Hannibal”.
Fakta Israel yang menyerang warganya sendiri ini bahkan diungkapkan oleh seorang sandera yang telah dibebaskan. Sandera yang baru dibebaskan tersebut lantas menyalahkan pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Tidak hanya itu, sandera ini juga mengungkapkan jika perang Israel telah mengubah Gaza menjadi “neraka murni” bagi semua orang di dalamnya.
Dalam kesaksiannya di hadapan Dewan Keamanan PBB pada Selasa malam, Noa Argamani menuding pemerintah Israel bertanggung jawab atas kematian sandera Shiri Bibas, kedua anaknya, serta temannya, Yossi Sharabi.
1. Disebabkan Protokol Hannibal
Selama hampir dua dekade, sensor militer merahasiakan “Protokol Hannibal”. Ini dilakukan supaya musuh tidak memanfaatkan sandera.
Arahan tersebut memungkinkan militer Israel menggunakan kekuatan apa pun yang diperlukan untuk mencegah tentara Israel ditangkap dan dibawa ke wilayah musuh, hingga dan termasuk tindakan yang akan menyebabkan kematian para sandera.
2. Rencana Pembatalan Protokol Hannibal
Pada 2016, media-media Israel, termasuk The Times of Israel, melaporkan bahwa kepala militer Israel Letnan Jenderal Gadi Eisenkot telah memutuskan untuk membatalkan Protokol Hannibal karena adanya kebingungan mengenai kebebasan yang diberikannya.
3. Israel Tak Jadi Batalkan Protokol Hannibal Tahun 2016
Meskipun ada laporan bahwa arahan tersebut telah dibatalkan pada tahun 2016, investigasi Haaretz menemukan bahwa komandan Israel memerintahkan penyebarannya tanpa peringatan atau klarifikasi lebih lanjut selama respons kacau terhadap peristiwa 7 Oktober 2023.