loading...
Bandara Daocheng Yading merupakan bandara tertinggi di dunia. Foto/X/@SamChuiPhotos
BEIJING - Bandara di ketinggian tinggi dapat menawarkan jalur transportasi utama ke komunitas terpencil di lokasi yang tinggi, biasanya di ketinggian lebih dari 2.000 m di atas permukaan laut. Bandara-bandara ini menghadirkan tantangan unik bagi operasional penerbangan karena kepadatan udara yang lebih rendah dan kadar oksigen yang lebih rendah, serta faktor lingkungan lain yang terkait dengan ketinggian yang lebih tinggi.
Melansir airport-technology, di ketinggian yang lebih tinggi, kepadatan udara jauh lebih rendah dibandingkan dengan permukaan laut. Hal ini memengaruhi kinerja pesawat, karena daya angkat yang dihasilkan oleh sayap lebih rendah dan daya dorong dari mesin lebih rendah.
Pilot harus dengan cermat menghitung jarak lepas landas dan mendarat, serta tingkat pendakian, untuk memastikan operasi yang aman. Mesin pesawat dapat mengalami penurunan kinerja di ketinggian yang lebih tinggi karena kepadatan udara yang lebih rendah.
Bandara di ketinggian tinggi seringkali memiliki landasan pacu yang lebih panjang untuk mengakomodasi peningkatan jarak lepas landas dan pendaratan yang diperlukan di kepadatan udara yang lebih rendah. Gradien landasan pacu, atau kemiringan, juga merupakan faktor penting, karena lepas landas di tanjakan dan pendaratan di turunan dapat memengaruhi kinerja pesawat.
Kondisi cuaca di ketinggian tinggi tidak dapat diprediksi, dengan perubahan suhu, pola angin, dan jarak pandang yang cepat. Pilot harus siap menghadapi variasi cuaca dan memiliki rencana kontingensi untuk kondisi buruk. Kondisi cuaca di ketinggian juga tidak dapat diprediksi, dengan perubahan suhu, pola angin, dan jarak pandang yang cepat.
Beberapa bandara dataran tinggi yang terkenal antara lain Bandara Internasional La Paz El Alto di Bolivia, yang terletak di ketinggian lebih dari 4.000 m (13.000 kaki) di atas permukaan laut, dan Bandara Internasional Quito Mariscal Sucre di Ekuador, yang terletak sekitar 2.800 m (9.200 kaki) di atas permukaan laut.
Meskipun secara historis bandara tertinggi terletak di wilayah Amerika Selatan yang beriklim panas, lonjakan konstruksi di Asia selama beberapa dekade terakhir menyebabkan pergeseran yang signifikan pada lokasi para pemegang rekor. Jadi, apa saja sepuluh bandara sipil tertinggi di dunia, berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut?
9 Bandara Paling Menantang di Dunia, Mayoritas di China dan Bolivia
1. Bandara Daocheng Yading (4.411 Meter)
Bandara Daocheng Yading, yang dibuka pada September 2013, merupakan bandara dengan ketinggian tertinggi di dunia, yaitu 4.411 m. Bandara ini melayani Kabupaten Doacheng di Prefektur Otonomi Tibet Garzi, Provinsi Sichuan, China Barat Daya. Bandara ini merupakan penghubung utama ke Cagar Alam Yading, yang berjarak 6 km.
Daocheng Yading terdiri dari satu landasan pacu dengan panjang 4.200 m dan lebar 45 m, serta bangunan terminal seluas 5.000 m². Bandara ini ditenagai oleh enam transformator tipe kering Resibloc yang telah dipatenkan, dengan daya 4.688 kW, yang dipasok oleh ABB.
Karena ketinggiannya yang tinggi, Daocheng Yading memerlukan prosedur operasi khusus. Pesawat harus lepas landas dan mendarat dengan kecepatan lebih lambat daripada di ketinggian yang lebih rendah, dan penumpang disarankan untuk menyesuaikan diri dengan ketinggian tersebut sebelum terbang.
Bandara Daocheng Yading dibangun dengan investasi sebesar CNY1,58 miliar (USD255 juta). Waktu tempuh dari Daocheng ke Chengdu, yang sebelumnya membutuhkan perjalanan bus dua hari, kini telah berkurang menjadi hanya satu jam dengan dibukanya bandara ini. Bandara ini melayani 155.474 penumpang pada tahun 2021 melalui 2.314 pergerakan pesawat, dengan rute penerbangan utama ke Chengdu, Guangzhou, Chongqing, Zhuhai, dan Xi’an.


















































