Dihantui Tarif 'Horor' Trump, Simak Prediksi IHSG Hari Ini

9 hours ago 1

loading...

Kebijakan tarif impor yang diumumkan Presiden AS Donald Trump menimbulkan sejumlah kekhawatiran di kalangan pelaku pasar. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA - Kebijakan tarif impor yang diumumkan Presiden AS Donald Trump menimbulkan sejumlah kekhawatiran di kalangan pelaku pasar. Salah satunya, para pelaku pasar khawatir kebijakan tersebut akan membuat pasar ambruk begitu perdagangan dibuka Selasa (8/4), bahkan terjadi trading halt.

Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, perilaku para pelaku pasar menentukan naik turunnya harga saham dan kondisi pasar saat ini.

"Jangan over panics dengan kondisi ini. Naik turunnya market karena persepsi para pelaku pasar dalam menilai sentimen yang ada di depan matanya," kata Reza dalam keterangannya, dikutip Selasa (8/4).

Reza menyebut, penurunan indeks tampaknya justru diharapkan oleh sebagian pelaku pasar. Hal itu dimaksudkan agar harga saham-saham menjadi lebih murah dan bisa memungkinkan untuk pembelian lebih banyak.

"Di tengah kondisi kusut seperti ini kenapa banyak yang berharap terjadinya ARB dan trading halt alih-alih memberikan harapan dan optimisme ke para pelaku pasar? Atau memang ada oknum pelaku pasar yang benar-benar berharap terjadinya ARB sehingga bisa 'serok' lebih rendah lagi," ujar Reza.

Sementara, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik mengimbau kepada kalangan investor pasar modal dan juga masyarakat umum untuk tetap tenang dan tidak panik seiring dengan mulai diterapkannya tarif impor baru secara resiprokal oleh Amerika Serikat sejak 2 April 2025 lalu.

Jeffrey menjelaskan, berdasarkan data pelemahan yang terjadi, tekanan diklaim tidak terjadi secara signifikan di wilayah regional Asia, dan justru lebih membawa dampak pada negara-negara di Benua Eropa dan Amerika.

"Investor kami harapkan agar tetap tenang, tidak panik. Lakukan analisis secara cermat dan senantiasa mengambil keputusan investasi secara rasional," ujar Jeffrey.

Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menguat pada perdagangan, Selasa (8/4). Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova mengatakan, IHSG diperkirakan dapat melanjutkan tren kenaikannya di wave [a] dan berpotensi mencapai 6.600-6.660 jika berhasil menembus resisten di level 6.557.

"Peluang pembalikan tren jangka menengah akan semakin besar jika IHSG berhasil melewati resisten fraktal pada chart harian yaitu di 6.707," kata Ivan dalam risetnya.

(nng)

Read Entire Article
Patroli | Crypto | | |