loading...
Konsolidasi bisnis BUMN sektor perkebunan khususnya gula dalam negeri diharapkan semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen gula tebu. Foto/Dok
JAKARTA - Rencana strategis Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Indonesia di sejumlah sektor potensial pada tahun 2025 perlu kita tunggu realisasinya. Konsolidasi bisnis BUMN sektor perkebunan khususnya gula dalam negeri diharapkan semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen gula tebu, dengan catatan kesejahteraan petani tetap harus diutamakan.
Seperti diketahui, 22 program kerja Danantara Indonesia hingga akhir tahun 2025 ini akan mengkonsolidasikan sembilan sektor bisnis strategis nasional yang menjadi prioritas. Yaitu bisnis karya (konstruksi), bisnis pupuk, rumah sakit, hotel, gula, hilirisasi minyak, asuransi, manajemen aset, serta kawasan industri.
“Kita tunggu realisasi Danantara dalam konsolidasi bisnis gula nasional. Ini penting karena menyangkut hajat hidup rakyat Indonesia. Sampai kapan kita menjadi negara importir gula , padahal kita dianugerahi sumber daya alam yang melimpah dan harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” beber Anggota Komisi VI DPR RI, Sarifah Suraidah Harum dalam rilisnya di Jakarta, Selasa (12/8/2025).
Baca Juga: Kembalikan Kejayaan Era Penjajahan Belanda, Produksi Gula Ditarget Naik 10 Ton per Hektare
Legislator Senayan dari Dapil Kalimantan Timur ini menyebutkan, selama ini terjadi kesenjangan yang cukup mencolok produksi gula dan konsumsi nasional. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, kebutuhan gula konsumsi dan industri tahun 2025 diproyeksikan mencapai 9,1 juta ton, terdiri atas 3,4 juta ton untuk konsumsi rumah tangga dan 5,7 juta ton untuk kebutuhan industri. Sementara, target produksi gula konsumsi nasional hanya 2,59 juta.