Menyoroti Konflik Palestina-Israel, No Other Land Menang Best Documentary Feature Oscar 2025

1 week ago 9

loading...

Film dokumenter No Other Land berhasil memenangkan kategori Best Documentary Feature di Oscar 2025. Sutradara film ini mengkritik kebijakan luar negeri Amerika. Foto/Getty Images

JAKARTA - Film dokumenter No Other Land berhasil memenangkan kategori Best Documentary Feature di Oscar 2025. Dalam pidatonya, para sutradara film ini mengkritik kebijakan luar negeri Amerika Serikat dalam konflik Israel-Palestina.

Sutradara dan jurnalis Palestina Basel Adra serta sutradara No Other Land lainnya, Yuval Abraham yang juga merupakan jurnalis Israel turut menyerukan penghentian ketidakadilan yang terus terjadi di wilayah tersebut dari atas panggung megah Oscar 2025 .

No Other Land adalah hasil kolaborasi kolektif antara pembuat film Palestina dan Israel. Dokumenter ini menggambarkan penghancuran wilayah Masafer Yatta di Tepi Barat yang diduduki oleh tentara Israel, serta hubungan yang berkembang antara Basel Adra, dan Yuval Abraham.

"Sekitar dua bulan yang lalu, saya menjadi seorang ayah dan harapan saya untuk putri saya adalah bahwa dia tidak harus menjalani kehidupan yang sama seperti yang saya jalani sekarang, selalu takut akan kekerasan pemukim dan pembongkaran rumah serta takut akan penggusuran yang dialami dan dihadapi komunitas saya setiap hari," kata Adra.

Baca Juga

Nominasi Oscar 2025 Didominasi Asia dan Timur Tengah, No Other Land Bertema Palestina-Israel

Menyoroti Konflik Palestina-Israel, No Other Land Menang Best Documentary Feature Oscar 2025

Foto/Getty Images

Dilansir dari The Hollywood Reporter, Senin (3/3/2025), lebih lanjut, Adra menyerukan kepada dunia agar bertindak. "Kami menyerukan kepada dunia untuk menghentikan ketidakadilan dan menghentikan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina," tegasnya.

Sementara itu, Abraham menegaskan bahwa film ini lahir dari kolaborasi antara warga Palestina dan Israel karena mereka percaya bahwa suara mereka akan lebih kuat jika disampaikan bersama. Ia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi di Gaza serta tragedi yang terjadi pada 7 Oktober, yang menyebabkan banyak warga Israel disandera.

"Kami membuat film ini, warga Palestina dan Israel, karena bersama-sama suara kita lebih kuat. Kami melihat satu sama lain dan kehancuran yang mengerikan di Gaza dan penduduknya, yang harus diakhiri, dan sandera Israel yang ditawan secara brutal dalam kejahatan 7 Oktober, yang harus dibebaskan," jelasnya.

Ia kemudian menyoroti kebijakan luar negeri AS yang dinilai memperburuk situasi. "Ada jalan yang berbeda, solusi politik. Harus saya katakan, karena saya di sini, kebijakan luar negeri di negara ini membantu menghalangi jalan ini. Mengapa? Tidak bisakah Anda melihat bahwa kita saling terkait? Tidak bisakah Anda melihat bahwa rakyat saya akan benar-benar aman jika rakyat Basel benar-benar bebas dan aman?" ujarnya.

Read Entire Article
Patroli | Crypto | | |