loading...
Pabrik mobil Daihatsu di Indonesia. FOTO/ DOK SindoNews
NEW YORK - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberlakukan tarif besar-besaran yang berdampak signifikan terhadap ekonomi Asia Tenggara, khususnya di sektor otomotif.
Tarif ini mencakup pajak sebesar 25 persen atas kendaraan dan suku cadang yang diimpor ke AS, yang memengaruhi negara-negara seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia.
Thailand, sebagai pusat produksi kendaraan utama di kawasan ini, menghadapi tantangan besar akibat tarif ini. Produsen kendaraan di Thailand, yang bergantung pada ekspor ke AS, mungkin terpaksa menurunkan harga atau mencari pasar alternatif agar tetap kompetitif.
Langkah ini dapat memengaruhi margin keuntungan dan pertumbuhan industri otomotif negara ini.
Negara lain seperti Vietnam dan Malaysia juga tidak kebal terhadap dampak negatif tarif ini. Vietnam, yang sebelumnya diuntungkan dari ketegangan perdagangan AS-China dengan menarik investasi di sektor manufaktur, kini menghadapi tarif hingga 49 persen atas ekspornya ke AS.
Malaysia, meskipun kurang terekspos dibandingkan Thailand dan Vietnam, masih merasakan tekanan di sektor ekspor otomotif dan elektronik.
Negara-negara yang terkena dampak sedang mempertimbangkan berbagai strategi untuk mengurangi dampak tarif ini. Ini termasuk menemukan pasar ekspor baru, meningkatkan perdagangan intra-ASEAN, dan memperkuat rantai pasokan domestik.
Misalnya, Vietnam berupaya mendiversifikasi pasar ekspornya dan mengurangi ketergantungannya pada pasar AS.
Tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump telah menciptakan tantangan besar bagi negara-negara Asia Tenggara, terutama di sektor otomotif.
Meskipun langkah-langkah mitigasi sedang diambil, dampak jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas industri di kawasan tersebut masih belum pasti.
(wbs)