loading...
Banjir dan longsor menerjang Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara. Foto/Dok BPBD Kota Padangsidimpuan
SUMUT - Bencana Hidrometeorologi basah berupa banjir dan tanah longsor melanda Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara, pada Kamis, 13 Maret 2025 sekitar pukul 23.00 WIB. Akibat kejadian ini, satu orang tewas dan ribuan warga lainnya terdampak.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, meluapnya Sungai Batang Ayumi menyebabkan banjir di sejumlah wilayah, sementara longsor terjadi di beberapa titik dengan kemiringan tanah tinggi. Kejadian ini berdampak pada permukiman warga serta fasilitas umum.
"Laporan yang diterima BNPB mencatat satu jiwa meninggal dunia akibat bencana ini, sementara lebih dari seribu warga terdampak dan puluhan rumah mengalami kerusakan," katanya di Jakarta, Sabtu (15/3/2025).
Aam sapaan karibnya menyebut lima kecamatan terdampak dalam peristiwa ini, yaitu Padangsidimpuan Utara, Padangsidimpuan Selatan, Padangsidimpuan Batunadua, Padangsidimpuan Angkola Julu, dan Padangsidimpuan Tenggara, dengan total 23 kelurahan dan lima desa terdampak.
"Data sementara mencatat 1.054 warga terdampak, dengan 146 rumah mengalami rusak ringan dan 20 rumah rusak berat. Selain itu, dua sekolah dan dua tempat ibadah turut terdampak," ucapnya.
Aam mengatakan BPBD Kota Padangsidimpuan telah melakukan evakuasi warga serta pendataan dampak bencana. Proses asesmen masih terus dilakukan guna memastikan langkah pemulihan dapat berjalan optimal.
Saat ini banjir telah surut, tetapi material longsor masih dalam tahap pembersihan oleh pemerintah setempat, BPBD, TNI, Polri, dan masyarakat. Upaya pemulihan terus dilakukan agar aktivitas warga dapat kembali normal dalam waktu dekat.
"BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, terutama bagi warga yang berada di daerah rawan banjir dan longsor. Mengingat curah hujan yang masih berpotensi tinggi, masyarakat diharapkan selalu mengikuti informasi dari instansi terkait serta arahan dari pemerintah daerah dan petugas di lapangan. Jika terjadi keadaan darurat, segera menghubungi layanan darurat atau BPBD setempat," ungkapnya.
(cip)